Minggu, 08 Januari 2012

Askep Artritis gout


ARTRITIS GOUT (PIRAI)

A.    DEFINISI

1.      Gout adalah gangguan yang menyebabkan kesalahan metabolisme purin yang menimbulkan hipersemia (kadar asam urat serum > 7,0 mg /100ml). Ini dapat mempengaruhi sendi (kaki). Secara khas, sendi metatarsafalangeal pertama dari ibu jari kaki besar adalah sisi primer yang terlibat. Sendi lain yang terlibat dapat meliputi lutut dan pergelangan kaki. (Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah, volume 2)
2.      Artritis Gout adalah suatu sindrom klinis yang mempunyai gambaran khusus yaitu artritis akut. Artritis gout lebih banyak terdapat pada pria daripada wanita. Pada pria sering mengenai usia pertengahan, sedangkan pada wanita biasanya mendekati masa menopause. (Kapita Selekta Kedokteran, edisi 3 jilid 1).
3.      Artritis Gout adalah suatu sindrom klinis yang mempunyai gambaran khusus, yaitu artritis akut. Merupakan jenis penyakit reumatik yang penatalaksanaannya mudah dan efektif. Sebaliknya pada pengobatan yang tidak memadai, gout dapat menyebabkan destruksi sendi. Kelainan ini berhubungan dengan gangguan kinetik asam urat yaitu hiperurisemia. (Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 1, edisi 3).

B.     ETIOLOGI

1.      Gejala Artritis akut disebabkan oleh reaksi inflamasi jaringan terhadap pembentukan kristal monosodium urat monohidrat. Karena itu dilihat dari penyebabnya penyakit ini termasuk dalam golongan kelainan metabolit.
2.      Faktor-faktor yang berperan dalam perkembangan gout adalah :
-          Pembedahan
-          Trauma
-          Obat-obatan
-          Alkohol
-          Stress emosional
-          Diet tinggi purin
3.      a) Pembentukan Asam urat yang berlebihan
-          Gout primer metabolik disebabkan sintesis langsung yang bertambah.
-          Gout sekunder metabolik disebabkan pembentukan asam urat berlebihan karena penyakit.
-          Gout sekunder metabolik disebabkan pembentukan asam urat berlebihan karena penyakit.
b) Kurangnya pengeluaran asam urat
-          Gout  primer renal terjadi karena gangguan ekskresi  asam urat ditubuli distal ginjal
-          Gout sekunder renal disebabkan oleh kerusakan ginjal.








C.   
Peningkatan produksi asam urat
 
Nyeri b.d inflamasi
 
PATOFISIOLOGI

GOUT

 

















-          Proteinuria
-          Hipertensi ringan
 

 








D.    PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK 

a.       Pemeriksaan Laboratorium
Ditemukan kadar asam urat meningkat dalam darah (> 6 mg %)
b.      Pemeriksaan kadar asam urat yang enzimatik.
c.       Didapatkan leukositosis ringan
d.      LED meninggi sedikit
e.       Pemeriksaan urin
Ditemukan kadar asam urat tinggi (500 mg % / liter per 24 jam)
f.       Pemeriksaan cairan tofi
g.      Melihat respon dari gejala-gejala  pada sendi terhadap pemberian Cholasin. Cholasin adalah obat yang menghambat aktifitas fagositik dari leukosit sehingga memberikan perubahan sehingga memberikan perubahan yang dramatis dan cepat meredakan gejala-gejala.

 

E.     PENGKAJIAN KEPERAWATAN

Data dasar pengkajian antara lain :
a.       Aktifitas / istirahat
Gejala             :   
-          Nyeri  sendi karena gerakan, nyeri tekan, memburuk dengan stres pada sendi, kekakuan pada pagi hari, biasanya secara bilateral dan simetris.
-          Limitasi fungsional yang berpengaruh pada gaya hidup, waktu senggang.
-          Keletihan.
            Tanda :
-          Malaise
-          Keterbatasan rentang gerak : atrofi otot, kulit, kontraktur / kelainan pada sendi otot
b.      Kardiovaskuler
Gejala :
-          fenomena Reynout jari tangan / kaki (mis: pucat intermitem, sianosis, kemudian kemerahan pada jari sebelum warna kembali normal)
  1. Integritas ego
Gejala :
-          Faktor stres akut / kronis, mis: finansial, pekerjaan, ketidakmampuan, faktor hubungan.
-          Keputusasaan dan ketidakberdayaan (situasi ketidakmampuan)
-          Ancaman pada konsep diri, citra tubuh, identitas pribadi (mis: ketergantungan pada orang lain)
  1. Makanan / cairan
Gejala :
-          Ketidakmampuan untuk menghasilkan / menkonsumsi makanan / cairan adekuat; mual.
-          Anoreksia
-          Kesulitan mengunyah
Tanda :
-          Penurunan berat badan
-          Kekeringan pada membran mukosa
  1. Hygiene
Gejala :
-          Berbagai kesulitan untuk melaksanakan aktivitas perawatan pribadi, ketergantungan pada orang lain.

  1. Neurosensori
Gejala :
-          Kesemutan pada tangan dan kaki, hilannya sensasi pada jari tangan.
-          Pembengkakan sendi simetris
  1. Nyeri / kenyamanan
Gejala :
-          Fase akut dan nyeri (mungkin / tidak disertai oleh pembengkakan jaringan lunak pada sendi)
-          Rasa nyeri kronis dan kekuatan (terutama pada pagi hari)
  1. Keamanan
Gejala :
-          Kulit mengkilap, tegang, modul subkutanus, lesi kulit, ulkus kulit.
-          Kesulitan dalam menangani tugas / pemeliharaan rumah tangga.
-          Demam ringan menetap.
-          Kekeringan mata dan membran mukosa.
  1. Interaksi sosial
Gejala :
-          Kerusakan interaksi dengan keluarga / orang lain, perubahan peran, isolasi.
  1. Penyuluhan / pembelajaran
Gejala :
-          Riwayat awitan remaja pada keluarga
-          Penggunaan makanan kesehatan, vitamin, “penyembuhan” atritis tanpa pengujian.
-          Riwayat perikarditis, lesi katup, fibrosis pulmonal

F.     DIAGNOSA KEPERAWATAN

1.      Nyeri b.d adanya proses inflamasi
2.      Gangguan citra tubuh b.d adanya tofi
3.      Gangguan mobolitas fisik b.d disfungsi persendian
4.      Kurangnya pengetahuan mengenal penyakit b.d tidak terpaparnya informasi

G.    RENCANA TINDAKAN

No.
Diagnosa Keperawatan

Tujuan dan Kriteria

Intervensi

Rasional

1.
















































2.




















3.













4.

































Nyeri b.d adanya proses inflamasi















































Gangguan citra tubuh b.d adanya tofi.


















Gangguan mobilitas fisik b.d disfungsi persendian.










Kurangnya pengetahuan mengenai penyakit b.d tidak terpaparnya informasi































Setelah diberikan tindakan keperawatan, diharapkan pertahanan tubuh klien menjadi lebih kuat































































Setelah dilakukan asuhan keperawatan, klien diharapkan dapat melakukan mobilitas seperti semula.







Setelah  dilakukan penyuluhan, diharapkan klien dapat mengerti informasi tentang penyakitnya






























**MANDIRI**
·     Berikan matras / kasur keras, bantal kecil. Tinggikan linen tempat tidur sesuai dengan kebutuhan.
·     Biarkan pasien mengambil posisi nyaman saat tidur / duduk di kursi.
·     Tempatkan / pantau penggunaan bantal, karung pasir, gulungan trokhanter, bebat, brace.
·     Dorong pasien untuk sering merubah posisi.

·     Anjurkan pasien untuk mandi air hangat atau mandi pancuran pada waktu bangun dan atau tidur.
·     Berikan masase yang lembut.
·     Dorong penggunaan teknik manajemen stress
·     Libatkan dalam aktivitas hiburan yang sesuai untuk situasi individu.
·      Beri obat sebelum aktivitas yang direncanakan sesuai petunjuk.
·     Pertahankan istirahat tirah baring / duduk untuk memberikan periode istirahat dan tidur malam hari yang tidak terganggu.
·     Ubah posisi dengan sering dengan jumlah personel cukup.
·     Bantu dengan rentang gerak aktif /  pasif.
·     Gunakan bantal kecil di bawah leher.
·     Berikan lingkungan yang aman, mis : menaikkan kursi / kloset menggunakan pegangan tangga pada bak / pancuran dan toilet.
**KOLABORASI**
·     Berikan obat-obatan sesuai dengan petunjuk, mis : Asetilsalisilat (Aspirin)
.
·     Bantu dengan terapi fisik.
·     Berikan es / kompres dingin jika diperlukan.
·     Pertahankan unit TENS jika digunakan.
·     Konsul dengan ahli terapi fisik / okupasi dan spesialis vokasional.


**MANDIRI**
·     Dorong pengungkapan mengenai masalah tentang proses penyakit, harapan masa depan.
·     Diskusikan persepsi pasien mengenai bagaimana orang terdekat menerima keterbatasan.
·     Perhatikan perilaku menarik diri, penggunaan menyangkal atau terlalu memperhatikan tubuh.
·     Ikutsertakan pasien dalam merencanakan perawatan dan membuat jadwal aktivitas.
**KOLABORASI**
·     Rujuk pada konseling psikiater.


·     Berikan obat-obatan sesuai petunjuk.



**MANDIRI**
·     Pertahankan mobilitas.
·     Kaji hambatan terhadap partisipasi dalam perawatan diri.
**KOLABORASI**
·     Konsul dengan ahli terapi okupasi.

·     Atur evaluasi kesehatan di rumah sebelum pemulangan dengan evaluasi setelahnya.




**MANDIRI**
·     Kaji tingkat fungsi fisik.

·     Evaluasi lingkukngan untuk mengkaji kemampuan perawatan diri sendiri.
·     Identifikasi peralatan yang diperlukan.

·     Rekomendasikan penggunaan aspirin bersalut / dibufer enterik atau saliasilat nonasetik.
·     Anjurkan mencerna obat dengan makanan, susu, antasida waktu tidur.
·     Identifikasi efek samping obat-obatan yang merugikan, mis : tinitus, lambung tidak toleran, pendarahan gastrointestinal dan ruam purpurik.
·     Tinjau pentingnya diet seimbang dengan makanan banyak mengandung vitamin, protein dan zat besi.
·     Dorong pasien obesitas untuk menurunkan BB dan berikan informasi penurunan BB sesui kebutuhan.
·     Diskusikan teknik menghemat energi, mis : duduk daripada berdiri, untuk mempersiapkan makanan dan mandi.
·     Dorong pertahankan posisi tubuh yang benar , baik pada saat istirahat / waktu beraktivitas.
·     Tinjau perlunya inspeksi sering pada kulit dan perawatan kulit lainnya di bawah bebat, gips, alat penyokong.
·     Diskusikan pentingnya obat-obatan lanjutan / pemeriksaan lab, mis : LED, kadar salisilat, PT.
·     Berikan konseling seksual.



·     Identifikasi sumber-sumber komunitas, mis : yayasan artritis (bila ada).
**KOLABORASI**
·     Koordinasikan evaluasi di rumah dengan ahli terapi okupasi.


·     Matras yang lembut / empuk, bantal yang besar akan mencegah pemeliharaan kesejajaran tubuh, yang tepat menempatkan stress pada sendi yang sakit.
·     Pada penyakit berat / eksaserbasi, tirah baring mungkin diperlukan untuk membatasi nyeri / cidera sendi.
·     Mengistirahatkan seni-sendi yang sakit dan mempertahankan posisi netral.

·     Mencegah terjadinya kelelahan umum dan kekakuan sendi. Menstabilkan sendi, mengurangi gerakan / rasa sakit pada sendi.
·     Panas meningkatkan relaksasi otot dan mobilitas menurunkan rasa sakit dan melepaskan kekakuan di pagi hari.
·     Meningkatkan relaksasi / mengurangi tegangan otot.
·     Meningkatkan relaksasi, memberikan rasa kontrol dan mungkin meningkatkan kemampuan koping.
·     Memfokuskan kembali perhatian, memberikan stimulasi, dan meningkatkan rasa percaya diri dan perasaan hebat.
·     Meningkatkan relaksasi, mengurangi teganganotot / spasme, memudahkan ikut serta dalam terapi
·     Istirahat sistemik dianjurkan selama eksaserbasi akut seluruh fase penyakit yang penting untuk mencegah kelelahan, mempertahankan kekuatan.

·     Menghilangkan tekanan jaringan, meningkatkan sirkulasi. Mempermudah perawatan diri dan kemandirian pasien.
·     Mempertahankan / meningkatkan fungsi sendi, kekuatan otot, dan stamina otot.
·     Menegah fleksi leher.
·     Menghindari cidera akibat kecelakaan / jatuh.




·     ASA bekerja sebagai anti inflamasi dan efek analgeik ringan dalam mengurangi kekakuan dan meningkatkan mobilitas.
·     Memberikan dukungan panas sendi yang sakit.
·     Rasa dingin dapat menghilangkan nyeri dan bengkak pada periode akut.
·     Rangsang elektrik tingkat rendah yang konstan dapat menghambat transmisi sensasi nyeri.
·     Berguna dalam memformulasikan program latihan / ktivitas yang berdasarkan pada kebutuhan individual dan dalam mengidentifikasikan alat / bantuan mobilitas.


·     Berikan kesempatan untuk mengidentifikasikan rasa takut / kesalahan konsep dan menghadapinya secara langsung.

·     Isyarat verbal / non verbal orang terdekat dapat berpengaruh mayor pada bagaimana pasien memandang dirinya sediri.
·     Dapat menunjukkan emosional ataupun metode koping maldaptif, membutuhkan intervensi lebih lanjut/dukungan psikologis.
·     Meningkatkan persaan kompetisi / harga diri, mendorong kemandirian dan mendorong partisipasi dalam terapi


·     Pasien / orang terdekat, mungkin membutuhkan dukungan selama berhadapan dengan proses jangka panjang / ketidakmampuan.
·     Mungkin dibutuhkan pada saat munculnya depresi hebat sampai pasien mengembangkan kemampuan koping yang lebih efektif.


·     Mendukung kemandirian fisik emosional.
·     Menyiapkan untuk meningkatkan kemandirian yang akan meningkatkan harga diri.

·     Berguna untuk menentukan alat bantu untuk memenuhi kebutuhan individual.
·     Mengidentifikasikan masalh-masalah yang mungkin dihadapi karena tingkat kemampuan aktual.






·     Mengidentifikasi tingkat bantuan / dukungan yang diperlukan
·     Menetukan kemungkinan sususnan yang ada / perubahan sususnan rumah untuk memenuhi kebutuhan individu.
·     Memberikan kesempatan untuk mendapatkan peralatan sebelum pulang.
·     Preparat bersalut / dibufer dicerna dengan makanan, meminimalkan iritasi gaster, mengurangi resiko pendarahan.
·     Membatasi iritasi gaster.

·     Memperpanjang dan memaksimalkan dosisi aspirin dapat mengakibatkan takar lajak.


·     Meningkatkan perasaan sehat umum dan perbaikan / regerasi jaringan.

·     Penurunan BB akan mengurangi tekanan pada sendi.


·     Mencegah kepenatan, memberikan kemudahan perawatan diri dan kemandirian.

·     Mekanika tubuh yang baik harus menjadi bagian dari gaya hidup pasien untuk mengurangi nyeri dan tekanan sendi.
·     Mengurangi resiko iritasi / kerusakan kulit.


·     Terapi obat-obatan membutuhkan pengkajian / perbaikan terus menerus untuk menjamin efek optimal dan mencegah takar lajak.
·     Informasi mengenai posisi-posisi yang berbeda dan teknik dan atau pilihan lain untuk pemeniuahn seksual mungkin dapat meningkatkan hubungan pribadi dan perasaan harga diri.
·     Bantuan / dukungan dari orang lain untuk meningkatkan pemulihan maksimal.

·     Bermanfaat untuk mengidentifikasi peralatan, cara-cara untuk mengubah tugas-tugas untuk mepertahankan kemandirian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar